Ratna Juwita
Halo, Readers! Sudah lama nih aku tidak mempublikasikan hasil review-ku. Sepertinya ketajamanku mulai menurun (Kayak dari awal emang pernah tajam aja). Hehe. Kali ini aku akan me-review buku bergenre misteri! Apakah kalian pencinta misteri? Kalau iya, kalian membaca review yang tepat!
Yaudah yuk simak review-ku tentang buku yang membuat jantungku berdegup ini!
Penulis: Soji Shimada
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 360 hlm.
ISBN: 978-979-22-8591-8
Rate: 4.5/5

Pada suatu malam bersalju tahun 1936, seorang seniman
dipukuli hingga tewas di balik pintu studionya yang terkunci di Tokyo. Polisi
menemukan surat wasiat aneh yang memaparkan rencananya untuk menciptakan Azoth—sang
wanita sempurna—dari potongan-potongan tubuh para wanita muda kerabatnya. Tak
lama setelah itu, putri tertuanya dibunuh. Lalu putri-putrinya yang lain serta keponakan-keponakan
perempuannya tiba-tiba menghilang. Satu per satu mayat mereka yang termutilasi
ditemukan, semua dikubur sesuai dengan prinsip astrologis sang seniman.
Soji Shimada mendapatkan julukan sebagai "Sang Dewa Misteri". Ia merupakan lulusan seni di sebuah universitas dan bekerja sebagai seorang sopir truk sekaligus musisi sebelum akhirnya mempublikasikan karyanya ini yang pernah dinominasikan dalam Edogawa Ranpo Award.
Ia menulis beberapa karya seri dengan tokoh Detektif Mitarai dan seri Detektif Yoshiki, serta menulis beberapa karya bergenre komedi misteri. Penulis perempuan ini lahir di perfektur Hiroshima dan saat ini telah berusia sekitar 71 tahun. Rupanya, ia adalah penggemar Sherlock Holmes dan band The Beatles.
Isi
"Semakin dalam rasa sakit yang kamu miliki, maka akan semakin kamu tutup-tutupi. Aku yakin tidak hanya aku yang menderita. Kenyataan yang pahit seringkali dibalut dengan senyuman-senyuman palsu."
Ini adalah novel terjemahan dari bahasa Jepang dan
sudah cukup langka di Indonesia. Aku bukan berniat jahat dengan
merekomendasikan buku yang susah dicari, tapi buku ini menurutku bagus dan ending-nya
sama sekali tidak terduga. Bahkan meskipun telah bertahun-tahun sejak pertama kali dipublikasikan, buku ini masih tetap populer.
Cerita berawal dari kematian seorang seniman di sebuah
ruangan tertutup, setelah itu selama lebih dari 40 tahun orang-orang
berlomba-lomba memecahkan kasus ini, tetapi tak ada satu pun dari mereka yang
berhasil memecahkan misteri pembunuhan tersebut. Media-media menerbitkan
berbagai macam artikel dan penerbit-penerbit mempublikasikan buku-buku mengenai
spekulasi-spekulasi terkait misteri ini, tetapi tetap saja pada akhirnya
misteri ini tetap tak terpecahkan hingga lama-kelamaan isunya mereda.
Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama
seorang tokoh bernama Kazumi Ishioka yang menemani sahabatnya yang merupakan
seorang astrolog sekaligus detektif bernama Kiyoshi Mitarai. Kalau kalian
pernah membaca serial Sherlock Holmes, maka Kazumi Ishioka diibaratkan seperti
Dr. Watson dan Kiyoshi Mitarai adalah Sherlock Holmes.
Karakter tokoh-tokoh utamanya sangat kuat meskipun karena banyaknya tokoh, aku sampai lupa dengan sebagian besar nama-namanya. Seperti cerita misteri pada umumnya, novel ini melibatkan banyak tokoh dari berbagai macam profesi. Akan tetapi, hal ini pulalah yang menjadikan novel ini sangat menarik karena identitas pelaku benar-benar tersimpan dengan rapi di antara para tokoh-tokoh unik tersebut.
Meskipun alurnya bergerak sangat lambat, kasusnya
sangat menarik, unik, tidak biasa, dan membuatku berpikir keras. Setting waktu
tahun 1979 benar-benar terasa dan dideskripsikan dengan sangat baik. Semua
spekulasi seolah dengan mudahnya ditampik begitu saja berdasarkan fakta-fakta
lama maupun yang baru saja ditemukan. Namun, kalian mungkin akan sedikit dibuat
bingung dengan penjelasan mengenai zodiak dan astrologi di bagian awal bab.
Terlepas dari kebingungan yang aku rasakan ketika
membaca di bab-bab awal, bab-bab selanjutnya benar-benar membuatku terbenam
dalam buku. Aku dibuat sangat penasaran dengan jalannya kasus dan sosok
pembunuh yang sama sekali tidak nampak sekalipun hanya bayangannya saja.
Aku biasa menebak-nebak pelaku ketika membaca Detektif
Conan, Sherlock Holmes, dan cerita misteri lainnya. Kebanyakan benar, tapi tak
jarang juga salah dan novel ini malah semakin mengukuhkan rekor “salah tebak”-ku.
Benar-benar tak terduga. Termasuk trik pembunuhannya.
Membaca novel ini seperti sedang menunggu bom waktu
untuk meledak!
Walaupun aku sudah membaca buku ini sejak tahun 2017,
aku masih bisa merasakan sensasi keterkejutan dan rasa menyenangkan yang selalu
hadir ketika membaca buku misteri yang mengasyikkan!
Aku bahkan sempat mengira kasus ini benar-benar pernah
terjadi di Jepang, lalu memutuskan untuk pergi mencarinya di internet dan
berakhir dengan fakta bahwa buku ini murni hanyalah fiksi. Selama berhari-hari
bahkan bertahun-tahun setelahnya, aku masih ingin mengulang membaca novel ini. Barangkali aku akan menemukan hal-hal baru yang sebelumnya tidak kusadari.
Buku yang sangat apik! Aku sangat merekomendasikannya
untuk kalian terutama yang sangat menyukai cerita misteri. Mungkin, buku ini
bisa menjadi “angin segar” untuk kalian yang jenuh dengan cerita-cerita misteri
lainnya.
Oh iya, satu hal lagi yang ingin aku sampaikan. Novel ini bisa dibilang sadis, setidaknya menurutku. Jadi, kalian yang mungkin tidak tahan dengan deskripsinya bisa mempertimbangkan lagi untuk membaca novel ini.
Bagaimana menurut kalian? Apakah kalian tertarik membaca buku ini?
"Saya mungkin berbeda dari orang lain, tetapi itulah yang menjadikan saya seorang seniman. Seni bukanlah meniru hasil karya orang lain; seni sejati hanya ada dalam perbedaan. Meskipun akan lebih mudah, saya tidak pernah mau mengikuti jejak orang lain."
0 Creat Your Opinion:
Post a comment